Pengikut

Sabtu, 14 April 2012

CINTA DAN NAFSU


Apa sih sebenarnya makna cinta itu? Cinta, lima huruf ini tak akan mampu di definisikan  dengan jutaan kata-kata, karena cinta itu merupakan kecenderungan perasaan. Rasa itu tidak dapat dimaknai dalam sebuah bentuk. Namun efek yang di hasilkan akan berwujud nyata. Itulah cinta yang bisa berubah wujud.
           Kalo udah ngebahas yang namanya CINTA pasti gak bakal ada habisnya. Ibarat menggali tanah maka cinta pun akan semakin dalam. Kedalaman cinta setiap individu tidaklah sama. Tergantung pada kesabaran, keikhlasan dan kerjakeras si penggali. Tentu juga niat menjadi pendongkrak utama semangat dan pemicu keberhasilan. Jika sang penggali terus bersabar dalam keikhlasan serta terus bekerja keras yang tujuan karena Allah. Maka Allah akan memberikan kado terindah berupa sumber air cinta yang senantiasa terpancar dan tak akan pernah ada habisnya.

            Cinta merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada setiap makhluknya. Cinta mampu membuat pahitnya penderitaan menjadi manisnya sebuah pengorbanan. Cinta mampu menembus batas ruang dan waktu. Kekuatan cinta mampu melibas lawan dalam sekali hantam. Kelembutan cinta mampu membuat pribadi keras menjadi penyayang. Cahaya cinta menjadi penerang dalam gelapnya kehidupan. Cinta pun menjadi pengatur dalam kehidupan. Agama tanpa cinta ibarat kumpulan bayangan bisi yang menyesakkan dada. Apalagi keimanan tanpa dasar cinta hanya akan menjadi rantai yang mengikat raga. Tak ada cinta berarti kehancuran. Hilangnya cinta berarti kematian. Itulah cinta yang menjadi penenentu dari kehidupan.
            Ada yang bilang cinta itu seperti air laut, semakin di minum maka semakin kehausan. Ada juga yang bilang cinta itu seperti bunga yang harum mewangi dan memberikan relaksasi kehidupan. Ada yang bilang cinta itu seperti  rujak, manis, asem, asin dan pedas menjadi satu. Menurut penelitian, setiap orang tidak akan sama dalam mengecap rasa cinta itu sendiri. Walaupun lidah tak bisa bohong, namun hati bisa membohongi segala perasaan yang ada. Namanya juga hati yang selalu terbolak balik.   Jadi boleh dong penulis mengibaratkan cinta itu seperti ice cream. Yang rasanya nikmat dan bikin tenggorokan jadi segar. Ia terbentuk dari komposisi adonan yang membuatnya jadi lembut dan mudah meleleh. Oleh karena itu kita harus terus menyimpan cinta itu dalam lemari pendingin berupa kesabaran dan keikhlasan hati. Karena cinta itu adalah rasa. Cinta itu kesabaran. Cinta itu ketulusan dan cinta itu adalah keikhlasan.


Lalu bagaimana dengan nafsu? Nafsu pun memiliki kesamaan arti dengan cinta. Namun mempunyai perbedaan saat kita mengapresiasikannya. Nafsu merupakan kecondongan perasaan. Nafsu ini di bagi dua nafsu yang baik dan nafsu yang buruk. Berbeda dengan cinta yang selalu memberikan kebaikan. Nafsu identik dengan sifat yang ingin memiliki secara utuh. Bagaimanapun caranya walaupun cara itu di langgar oleh syari’at ia akan terus berusaha mendapatkannya. Nafsu yang baik adalah nafu yang telah di beri rahmat oleh Allah. Dimana tujuan, keinginan dan caranya juga baik.
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. 
            Nah, dari hasil penelitian tersebut kita pasti tahu, bahwa yang di teliti bukanlah cinta namun nafsu. Itulah mengapa kita sering sulit membedakan antara cinta dan nafsu. Cinta itu tidak mempunyai titik jenuh, berkurang atau menghilang. Karena Allah sudah menciptakan kadar yang pas untuk sebuah cinta. Coba kita bayangkan jika cinta itu jenuh, berkurang atau menghilang. Maka sudah di pastikan dunia ini akan hancur detik ini juga.

2 komentar: